iblogmarket

IBX5A58A14773915

Senin, 20 April 2015

hambatan komunikasi massa





Kata pengantar

Alhamdulillah adalah kata yang pantas kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan dan hidayah-nya sehinnga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA”. Yang dimana saya akan mencoba untuk lebih mendalaminya.
            Salam serta salawat supaya tetap tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Beliaulah yang memperjuangkan umat islam sehingga dapat jaya seperti sekarang ini .        
            Kemudian saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat baik penulis maupun pembaca. Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari kita semua sangat saya harapkan untuk perbaikan makalah yang akan datang.








Samata, 19 april 2015
Penyusun      

Awal Alyuhian










BAB I
PEMBAHASAN
A.    Komunikasi massa
Pengertian komunikasi massa tidak dapat didefinisikan dengan singkat dan sederhana, sebab di dalam pengertian pengertian komunikasi massa tercakup hal-hal seperti isi pesan (pengolahan, pengiriman, penerimaan), teknologi, kelompok-kelompok, macam-macam kontek, bentuk-bentuk audience (khalayak), dan affect (pengaruh).
a.       Bittner dalam bukunya Mass Communication: An Introduction (1980). Dia mengatakan bahwa “komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa kepada sejumlah besar orang”  Definisi ini memberikan batasan pada komponen-komponen dari komunikasi massa. Komponen-komponen itu mencakup adanya pesan-pesan, media massa (ias, majalah, iasent, radio dan film), dan klalayak.
b.      DeFleur dan Dennis dalam bukunya Understanding Mass Communicationa (1985), bahwa  “komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas , dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara. ”Definisi ini memberikan gambaran yang lebih luas dibandingkan dengan definisinya Bittner. Penonjolan definisi ini terutama pada bagaimana sumber informasi (media massa) mengemas dan menyajikan isi pesan. Dengan cara dan gaya tertentu menciptakan makna terhadap suatu peristiwa, sehingga mempengaruhi khalayak








A.    HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA SECARA UMUM
Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami (Badudu-Zain, 1994:489), Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun iasent), Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi (Effendy, 1993:45), Efektivitas komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi.
Didalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan menghadapai berbagai hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang manapun tentu akan mempengaruhi efektivitas proses komunikasi tersebut. Karena pada pada komunikasi massa jenis hambatannya iasent lebih kompleks sejalan dengan kompleksitas komponen komunikasi massa. Dan perlu diketahui juga, bahwa komunikan harus bersifat heterogen.
Oleh karena itu, komunikator perlu memahami setiap hambatan komunikasi, agar ia dapat mengantisipasi hambatan tersebut.
1.      HAMBATAN PSIKOLIGIS
Hambatan psikologis yakni hambatan-hambatan yang merupakan iase-unsur dari kegiatan psikis manusia.sedangkan yang termasuk dalam hambatan komunikasi psikologis yakni:
·         Hambatan Psikologis Kepentingan (Interest)
o   Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau menghayati pesan.
o   Sebagaimana telah diketahui bahwa komunikan dalam komunikasi massa sangat heterogen (usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dll). Hal ini memungkinkan setiap individu komunikan memiliki kepentingan yang berbeda
o   Atas dasar kepentingan yang berbeda, maka setiap individu komunikan akan melakukan seleksi terhadap pesan yang diinginkannya (manfaat/kegunaan).
·         Hambatan Psikologis Prasangka (Prejudice)
o   Prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang seseorang atau sekelompok orang lain, dan sikap serta perilakunya terhadap mereka.
o   Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan
o   Persepsi ditentukan oleh iase personal (fungsional): kebutuhan, pengalaman masa lalu, peran dan status.
o   Persepsi ditentukan oleh iase situasional (iasentio): Jika kita ingin memahami suatu peristiwa, kita tidak dapat menilai fakta-fakta yang terpisah; kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan
o   Apabila suatu proses komunikasi sudah diawali oleh kecurigaan (prasangka) maka tidak akan efektif.
·         Hambatan Psikologis Stereotif (Stereotype)
o   Prasangka iase bergandengan dengan stereotif yang merupakan gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat dan watak pribadi orang atau golongan lain yang bercorak iasent.
o   Stereotif misalnya tercermiun pada: orang Batak itu berwatak keras, orang Sunda manja, dll.
o   Apabila dalam proses komunikasi massa ada komunikan yang memiliki stereotif tertentu pada komunikatornya, maka dapat dipastikan pesan apapun tidak akan ias diterima oleh komunikan.
2.      HAMBATAN SOSIOKULTURAL
·         Hambatan Sosiokultural Aneka Etnik
o   Untuk kasus Indonesia, terdapat ribuan pula dari Sabang sampai Merauke.
o   Satu sisi kenyataan tersebut menjadi kekayaan yang tak terhingga nilainya. Namun di sisi lain realitas tersebut menjadi salah satu iase penghambat dalam kegiatan komunikasi massa.
·         Hambatan Sosiokultural Perbedaan Norma Sosial
o   Perbedaan budaya sekaligus juga menimbulkan perbedaan norma iase yang berlaku di masyarakat.
o   Pada konteks seperti itu, komunikator komunikasi massa harus bersikap hati-hati, terutama dalam menyusun pesan. Dalam arti apakah pesan yang akan disampaikan tidak akan melanggar norma iase tertentu.
o   Komunikator perlu membekali dirinya dengan beragam pengetahuan mengenai norma iase yang berlaku di masyarakat luas.
·         Hambatan Sosiokultural Kurang Mampu Berbahasa Indonesia
o   Keragaman etnik menyebabkan keragaman bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari.
o   Pada gilirannya dapat menyulitkan penyebarluasan kebijakan program-program pemerintah yang dikomunikasikan melalui media massa.
·         Hambatan Sosiokultural Faktor Semantik
o   Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata yang sebenarnya. Hambatan iasent adalah hambatan mengani bahasa.
o   Hambatan iasent dapat diakibatkan oleh tiga hal: komunikator terlalu cepat dalam berbicara, adanya perbedaan makna kata, dan adanya pengertian yang konotatif.

·         Hambatan Sosiokultural Faktor Pendidikan
o   Khalayak dalam komunikasi massa bersifat heterogen, salah satunya pada aspek pendidikan.
o   Masalah akan timbul manakala komuniian yang berpendidikan rendah tidak dapat mencerna pesan komunikasi massa secara benar karena keterbatasan daya nalar dan daya tangkapnya.
·         Hambatan Sosiokultural Faktor Mekanis
o   Faktor mekanis merujuk kepada berbagai hambatan pada komunikasi massa yang disebabkan oleh terganggunya peralatan.
o   Pada TV misalnya, iasen kurang dapat menangkap sinyal gelombang elektromagnetik, warna tidak jelas, layar banyak “semutnya”, dll.
o   Pada radio, misalnya suara yangtidak jelas (putus-putus, dll).
o   Pada surat kabar dan majalah, misalnya huruf tidak jelas, salah pemotongan kata, sambungan berita yang tidak akurat, dll.
3.      HAMBATAN INTERAKSI VERBAL
·         Hambatan Interaksi Verbal Polarisasi
o   Polarization adalah kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan menguraikannya dalam bentuk ekstrem, seperti baik atau buruk, positif atau iasent, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dll.
o   Kita mempunyai kecendeungan kuat untuk melihat titik-tritik ekstrem dan mengelompokkan manusia, objek, dan kejadian dalam bentuk lawan kata yang ekstrem. Sementara banyak juga orang-orang berada pada titik tengah-tengah dari keekstriman tersebut.
o   Seandainya komunikator maupun komunikan melihat seperti itu maka sudah dapat dipastikan di antara keduanya selalu akan terjadi sikap apriori. Padahal pada konteks tersebut dibutuhkan komunikator dan komunikan harus bersikap netral.
·         Hambatan Interaksi Verbal Orientasi Intensional
o   Intensional orientation mengacu kepada kecenderungan kita untuk melihat manusia, objek dan kejadian sesuai dengan ias yang melekat pada mereka.
o   Intensional orientation terjadi bila kita bertindak seakan-akan label adalah lebih penting daripada orangnya sendiri.
o   Dalam proses komunikasi massa, orientasi intensional biasanya dilakukan oleh komunikan terhadap komunikator, bukan sebaliknya.
o   Misalnya, seorang presenter yang berbicara di layar tv, dan kebetulan wajah presenter tersebut kurang menarik, maka biasanya komunikan akan intensional menilainya sebagai tidak menarik sebelum mendengar apa yang dikatakannya.
o   Cara mengatasinya yaitu dengan cara ekstensionalisasi, yaitu dengan memberikan perhatian utama kita pada manusia, benda atau kejadian-kejadian di dunia ini sesuai dengan apa yang kita lihat.
·         Hambatan Interaksi Verbal Evaluasi Statis
o   Pada suatu ketika kita melihat seorang komunikator X berbicara melalui pesawat tv. Menurut persepsi kita, cara berkomunikasi dan materinya tidak baik, sehingga kita membat abstraksi tentang komunikator tersebut tidak baik.
o   Evaluasi kita tentang komunikator tersebut bersifat statis (tidak berubah). Akibatnya, mungkin selamanya kita tidak akan mau menonton atau mendengar komunikator tersebut. Padahal sangat mungkin gaya komunikator tersebut berubah menjadi lebih baik dan menarik.
·         Hambatan Interaksi Verbal Indiskriminasi
o   Indiscrimination terjadi bila komunikan memusatkan perhatian kepada kelompok orang, benda atau kejadian dan tidak mampu melihat bahwa masing-masing bersifat unik atau khas dan perlu diamati secara individual.
o   Indiscrimination merupakan bagian dari stereotif (sikap generalisasi).
o   Dalam indiskriminasi, jika komunikan dihadapkan dengan seorang komunikator, reaksi pertama komunikan itu adalah memasukan komunikator ke dalam kategori tertentu, mungkin menurut suku, agama, dll. Misalnya orang Batak cenderung berwatak keras.
B.     HAMABTAN KOMUNIKASI MASSA ANTARA INDIVIDU DAN ORGANISASI
Dalam masalah hambatan komunikasi massa, juga ias terjadi diantara individu (antarmanusia) maupun di dalam organisasi.
Hambatan komunikasi antarmanusia dapat berupa:
a)      Perbedaan Persepsi dan Bahasa Persepsi merupakan interpretasi pribadi atas sesuatu hal. Definisi seseorang mengenai suatu kata mungkin berbeda dengan orang lain.
b)      Pendekatan yang buruk Walaupun sudah mengetahui cara mendengar yang baik, ternyata menjadi pendengar yang baik tidaklah mudah. Dalam keadaan melamun atau lelah memikirkan masalah lain, seseorang cenderung kehilangan minat mendengarnya.
c)      Gangguan Emosional Dalam keadaan kecewa, marah, sedih, atau takut, seseorang akan merasa kesulitan saat menyusun pesan atau menerima pesan dengan baik. Secara praktis, tidak mungkin menghindari komunikasi ketika sedang ada dalam keadaan emosi. Kesalahpahaman sering terjadi akibat gangguan emosional.
d)     Perbedaan Budaya Berkomunikasi dengan orang yang berbeda budaya tidak dapat dihindari, terlebih lagi zaman globalisasi ini. Perbedaan budaya merupakan hambatan yang paling sulit diatasi.
e)      Gangguan Fisik
Pengirim atau penerima mungkin terganggu oleh hambatan yang bersifat fisik seperti akustik yang jelek, tulisan yang tidak dapat dibaca, cahaya yang redup, atau masalah kesehatan. Gangguan fisik ias mengganggu konsentrasi dalam berkomunikasi. Setiap komunikator selalu mengharapkan agar komunikasi yang dilaksanakannya dapat mencapai tujuan dengan apa yang telah diharapakannya.
Hambatan Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi sering terganggu karena materinya lebih rumit, jumlahnya banyak, dan iasentionl. Hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi, meliputi:
a)      Kelebihan Beban Informasi dan Pesan Yang Bersaing Perkembangan teknologi telah menyebabkan jumlah pesan dalam suatu organisasi meningkat tanjam hingga kecepatan yang semakin tinggi. Pesan melalui surat-surat dari pos, email dan telephon dari berbagai sumber telah membanjiri organisasi dan masing-masing bersaing untuk memperoleh perhatian lebih awal. Hal itu ias berakibat pada adanya pesan yang tidak ditanggapi, pesan yang dianggap tidak penting, atau pemberian respons yang tidak akurat.
b)      Penyaringan Yang Tidak Tepat Ketika meneruskan suatu pesan kepada orang lain dalam organisasi, biasanya terjadi penyaringan yang dilakukan dengan memotong atau menyingkat pesan. Pesan dalam organisasi dikirim melalui berbagai saringan. Misalnya melewati penjaga pintu terlebih dahulu, karyawan kantor depan, sekretaris, baru kemudian sampai kepada pimpinan. Bisa jadi suatu pesan penting tidak sampai sebagian atau bahkan seluruhnya karena telah dipotong atau dibuang.
c)      Iklan Komunikasi Tertutup atau Tidak Memadai Pertukaran informasi yang bebas dan terbuka merupakan salah satu ias komunikasi yang efektif. Iklim komunikasi sangat terkait dengan gaya kepemimpinan. Gaya manajemen yang tertutup cenderung menghambat pertukaran informasi. Demikian pula saluran yang terlalu banyak ias mengubah pesan ketika bergerak iasent atau iasentio dalam sebuah organisasi. Permasalahan komunikasi biasanya merupakan suatu gejala bahwa ada sesuatu yang tidak sesuai. Permasalahan dalam komunikasi menunjukkan adanya masalah yang terpendam. Hambatan komunikasi ada yang berasal dari pengirim (komunikator), transmisi, maupun penerima (komunikan). Organisasi
C.     HAMBATAN KOMUNIKAS MASSA PADA PEMASARAN
·         Hambatan pada sumber
Hambatan komunikasi pada sumber umumnya berupa perumusan tujuan yang kurang jelas
·         Hambatan dalam iase Encoding
·         Sumber kegagalan komunikasi pemasaran ias juga ada pada proses encoding.
Misalnya, copy writer dan perancang iklan lebih terobsesi memebuat iklan kreatif yang orisinil dari pada focus pada penyampaian benefit produk. Iklan yang menyesatkan (deceptive advertising) juga ias digolongkan sebagai hambatan dalam prosesencoding karena sejak awal berusaha menyesatkan konsumen dari kondisi sebenarnya benefit produk.
·         Hambatan dalam Transmisi Pesan
Pemilihan media yang tidak cocok ias membuat pemasang iklan gagal menjangkau kelompok sasaran. Untuk menjangkau audiens yang tepat , pemasang iklan mesti menyesuaikan ias-ciri demografis konsumen sasaran dengan profil demografis pembaca majalah, pemirsa TV atau pendengar radio. Dalam tahap pengiriman pesan, hambatan yang umumnya ditemui komunikator adalahcompetitveclutter, kekeusutan yang terjadi karena kebanyakan iklan, jumlah iklan yang makin banyak disebabkan karena:
·         Pertama, banyak produk baru yang muncul membuat permintaan waktu melonjak
·         Kedua, persaingan ketat mendorong pertumbuhan belanja iklan lebih cepat daripada penjualan.
·         Ketiga, iklan TV makin pendek, yaitu dari 30 menjadi 15 detik.
Apa yang dapat dilakukan pemasar untuk mengatasi kekusutan yang ditimbulkan competitive clutter? Cara yang mudah adalah frekuensi iklan digencarkan agar kesan tertancap lebih lama. Hal ini dibenarkan kalau pesan betul-betul berkaitan dengan kebutuhan konsumen (artinya, pesan tak punya masalah hambatan sumber ataupun hambatan encoding).
·         Hambatan dalam Proses Decoding
Konsumen umunya mengabaikan pesan yang tidak menarik minat mereka. Konsumen juga akan menolak pesan apabila sumber pesan dianggap tidak kredibel. Hambatan pada decoding juga mungkin terjadi karena kurangnya perhatian pada pesan. Competitive clutterselain merupakan hambatan dalam transmisi, juga mengganggu proses decoding karena ias membuat pemirsa makin cuek. Iklan yang ditayangkan terus juga merupakan penyebab pengabian iasention. Advertising wearout ias terjadi; yaitu turunnya efektifitas iklan karena kebosenan pemirsa dan konsumen yang sudah merasa familiar dengan kampanye iklan tersebut.